Bermain Sepak Bola ketika Masa Kecil
- M.Rachman Alghaniy
- Dec 6, 2022
- 3 min read
Updated: Dec 8, 2022
Sebelumnya aku telah menjelaskan aku tumbuh dengan menyukai olahraga sepak bola. Hal yang sangat aku cintai dan tidak akan pernah aku lepas. Bahkan kelak aku ingin anakku membaca ini, dan mendoktrin dia untuk bermain bola bersamaku di halaman rumah kita, atau di taman kota. Tapi, aku ingin sedikit mengenang masa itu. Masa ketika aku berada selalu bermain sepak bola bersama kawanku.
Alasan mengapa aku mencintai Sepak Bola
Aku adalah seorang yang menyukai sepak bola, sangat menyukainya. Pemain Favoritku adalah Cristiano Ronaldo dengan klubnya saat itu Manchester United. Mungkin ketika itu aku mendapatinya di umurku yang keempat tahun ketika bapaku menonton Liga Inggris di TV Nasional. Sejak saat itu aku jatuh cinta pada sepak bola. Oh iya, aku sudah selalu dipakaikan jersey sepak bola sedari kecil. Ketika aku mendapatkan jersey MU pertamaku itu adalah di umurku yang ke-8, tentu aku sudah bermain bola saat itu.
Orang yang sangat berarti dalam mengenalkanku dengan Sepak Bola
Orang yang pertama kali mengajakku bermain bola di Lapang adalah bang Iki. Dia adalah tentanggaku dan umur dia denganku berbeda 9 tahun lebih tua. Dia mengajakku karena aku selalu mengikutinya sedari kecil, kemanapun ia bermain aku ingin ikut. Aku adalah anak bawang diantara teman-temannya dan aku akan kecewa jika aku tidak diajak. Aku sangat mengaguminya, Bang Iki mahir bermain bola. Pernah suatu ketika ada turnamen se-RW di rumahku. Ia membawa RT kita menjuarai kompetisi tersebut, padahal jika dibilang aku yakin tim RTku ini tidak ada apa-apanya dibanding tim lain. Hanya saja kita memiliki dia. Namun itu adalah ingatan samar-samarku ketika itu. Aku terlalu kecil saat itu, namun aku cukup mengerti bahwa bermain bola sangat menyenangkan dan aku akan rela mengorbankan waktuku untuk itu.
Ketika aku mulai bermain Sepak Bola
Semenjak mengetahui itu aku selalu pergi ke lapang. Lapang bola di tempatku berada di RT sebelah. Ya, aku harus bergabung dengan anak-anak RT sebelah untuk bermain bersama. Ketika duduk di Bangku SD kelas 3 aku sudah mulai pergi sendiri, karena Bang Iki sudah mulai asik dengan SMPnya (entahlah tiba-tiba dia tidak bermain bersama teman-teman rumah semenjak itu). Aku menjadi mahir bermain bola, ditambah dengan lingkungan yang selalu bermain bola di sore hari ketika itu membuatku senang setiap hari. Oh iya, jersey MU pertamaku merupakan pemberian dari Ibunya Bang Iki, itu adalah jersey yang bagus (tidak ori namun kualitasnya bagus, diproduksi oleh Vilour di DU ketika itu).
Ketika aku kelas 4 SD aku bergabung dengan SSB (Sekolah Sepak Bola) Mandala Ganesha. Itu merupakan SSB yang ada di sekitar rumahku. Cukup mahal namun orang tuaku tetap mendukungku. Ketika itu Lapangnya berada di Saraga atau Sabuga biasa orang ketahui. Namun tiba-tiba aku sakit asthma di kelas 5 setelah mengikuti acara camping pramuka. Sejak itu aku jadi jarang pergi ke Sabuga. Pernah suatu saat aku di SMS oleh admin SSB Mandala Ganesha untuk hadir di pertandingan uji coba ketika itu. Namun aku sudah terlalu putus asa dengan nafasku.
Sejak saat itu aku mulai fokus untuk menuju bangku SMP, aku hanya bermain bola ketika jam istirahat sekolah, meskipun itu akan dimarahi oleh Bu Euis karena ia tidak suka muridnya masuk dengan banyak keringat di sekitar wajah dan lehernya. Aku juga bermain bola di Lapangan Rumahku. Itu adalah hal yang selalu ku tunggu sepulang sekolah di Sore Hari. Ada kalanya kita di datangi oleh anak-anak desa lain. Diadu adalah salah satu aktivitas yang sangat ku sukai dan aku bersyukur kawan-kawanku selalu menyuruhku untuk menjadi pemain utama bersama 3 lainnya (Lapangan rumahku hanya cukup untuk 4 lawan 4).
Oh iya, dulu ada Car Free Day setiap hari Minggu pagi di Jalan Dago. Kadang-kadang aku dan teman rumahku pergi kesana untuk bermain bola di Petronas (Sekarang Pertamina Dago). Kita selalu mengadakan rarajaan dengan anak-anak dari macam-macam daerah. Tidak jarang kita beradu emosi jika ada benterun keras atau kecurangan. Tidak jarang juga timku selalu menang dan susah dikalahkan. Seru sekali, rindu rasanya. Betapa menyenangkannya berlari tanpa lelah, mencetak gol indah, bahkan hingga menabrak anjing pengunjung di pinggir sangking tidak sadarnya terlalu asik bermain. Banyak sekali kejadian di masa itu. Hingga akhirnya kita di bangku SMP kita sudah mulai jarang ke CFD, bahkan hanya sesekali bermain bola di Lapangan Rumah. Tentu saja karena masa puber sudah merasuki kami saat itu. Aku terkadang sangat menyayangkan masa itu.
Terakhir
Aku rasa ini adalah cerita yang terlalu singkat. Ya, namun demikian Sepak Bola adalah hal yang perlu disoroti disini. Karena saat ini aku sangat menyayangkan bahwa anak-anak di daerah perumahannya tidak memiliki lapangan Sepak Bola. Bahkan walaupun ada, mereka sudah jarang bermain di Lapangan karena pengaruh gawai. Aku sangat bersyukur berada di masa itu. Aku harap akan ada perubahan atau keseruan yang sama kelak yang dapat dirasakan anak-anak di bangku sekolah dasar hingga menengah.
Comments