top of page

Dipersembahkan untuk "Saya"

Updated: Jul 9, 2022

Selamat malam, kawan-kawan. Apa kabar? Semoga kalian dalam keadaan yang sedang sedih sehingga bisa membaca tulisan ini dengan khidmat. Tenang saja, kesedihan hanya sementara bukan? Meskipun bahagia juga seperti itu. Aku hanya ingin berbagi cerita soal perjalananku di tingkat akhir sebagai Mahasiswa Polban. Barangkali, kita sama-sama memiliki keresahan yang sama sebagai mahasiswa.


Dibebani sesuatu itu seperti...

Akhir Februari ini menjadi minggu yang sulit. Rasanya semua hilang begitu saja. Kita sama-sama tahu dengan kewajiban kita, kita sama-sama dibebani dengan hal di luar perkuliahan. Apapun yang terjadi diantara kita, barangkali sudah menjadi kehendak Tuhan. Seringkali, kita tidak percaya dengan jalannya, dengan takdir yang telah ditentukannya. Keluhan kita semua mungkin adalah sebuah ujian yang harus selalu ditempuh. Kalo menurut zaman sekarang, Pendewasaan namanya.


Ternyata tidak mudah ya mencari ilmu di perkuliahan itu. Kadang kita disuguhi asam-manisnya masalah keluarga, kadang masalah organisasi, kadang masalah pribadi, bahkan masalah orang pun bisa membebani kita. Tapi, aku pikir itulah yang membuat kita semakin kuat. Setiap permasalahan yang kita lewati membuat pikiran kita berkembang.


"Hai kawan, dengar-dengar kamu sedang cape,ya?". Tak apa, istirahat sejenak sudah menjadi hal yang lumrah. Esok masih ada hari yang lebih baik, setidaknya berharaplah seperti itu. Ingat, yang dapat merubah itu menjadi lebih baik adalah dirimu sendiri, loh. Jangan menggantungkan harapanmu kepada orang lain, ya. Kamu pasti bisa, kok, kita pasti bisa.


Sejatinya aku ini adalah orang yang pesimis. Selalu memikirkan hal yang tidak perlu, hal yang tidak ingin terjadi, padahal belum tentu hal tersebut terjadi. Aku juga seringkali mempertanyakan kemampuan diriku sendiri, seringkali melihat orang lain seperti apa dan membandingkan diriku dengan pencapaian mereka. "Mereka hebat ya, bisa melakukan tugas secara bersamaan." Kadang pikiranku selalu merendahkan diriku sendiri. Munafiknya diriku tidak mau menampakkan sisi lemahku tersebut. Aku tidak mau dipandang sebagai seorang yang selalu berkeluh kesah. Tapi ternyata bersikap seperti itu pun salah. Terkadang kita harus bisa berempati kepada orang yang sedang berkeluh pada kita. Keluhan mereka bukan berarti hal yang selalu mereka lakukan. Kita butuh mengerti dengan kondisi mereka dan bisa memberi semangat dengan tulus.


Kesadaran yang mendalam

Bulan Maret ini, kewajibanku benar-benar sudah pada waktunya. Aku sudah terlalu banyak membuang energiku untuk berlarut dalam kesedihan. Aku rasa, aku perlu melihat lebih luas lagi, lebih mengetahui tanggung jawabku terhadap kehidupanku. Hal yang sudah berlalu mungkin sudah begitu adanya. Apa pun yang pergi dari hidup kita, biarlah hal itu berkelana. Barangkali perpisahan hanya sebuah cara untuk berpapasan kembali di lain waktu.


Namun siapa sangka hal yang menjadi tanggung jawab kita pun, menjadi penghambat dalam tanggung jawab kita lainnya. Kita dihadapkan dengan prioritas yang beragam di hidup ini. Rasanya kita selalu butuh waktu untuk beristirahat, rasanya kita perlu menenangkan diri dari hiruk pikuk dunia ini, rasanya melakukan hal yang kita mau adalah prioritas kita saat ini. Tapi, bagaimana dengan tanggung jawabmu? Bagaimana kamu bisa menyelesaikan tanggung jawab tersebut. Bagaimana dengan orang-orang yang sudah berharap atas tanggung jawabmu tersebut.


Lagi-lagi hal yang bisa mengembalikan kewajiban kita adalah diri kita sendiri. Bukan dia, yang dulu berhasil menghiburmu dari segala beban kehidupanmu. Bukan sahabat kita, yang selalu mendengarkan curhatan kita walaupun dalam keadaan terpaksa. Bukan orang tua kita, yang tidak tahu dengan keadaan kita sebenarnya. Hanya diri kita sendiri, yang bisa memilih ingin melanjutkan kewajiban atau tidak, ingin membahagiakan orang yang kita sayang atau tidak, ingin menjadi lebih baik atau tidak.


Kembali Kuat

Bulan April ini aku menantang diriku sendiri. Aku mencoba berkomunikasi dengan diriku yang dulu tidak pernah mengeluh, yang tak peduli dengan apapun kesedihan yang terjadi, yang berjalan sendiri melangkah dari tangga ke tangga, satu per satu mengarah ke sebuah tujuan, yaitu kewajibanmu.


Serpihan kecil sebuah kata bernama "masa lalu". Sering kali masa lalu menjadi sebuah pikiran yang tak kasat mata, menusuk logika ke dalam inti jiwa. Sekilas menjadi hal yang paling menyebalkan untuk kita ingat. Terkadang membuat kita melamun tak karuan. Walaupun begitu masa lalu tetaplah sebuah Masa. Waktu yang telah kita lewati, telah menjadi pembelajaran dikala itu. Barangkali kita hanya bisa berkomunikasi dengan pikiran kita, untuk menerjemahkan masa lalu dengan sebuah kata yang disebut "Damai".


Mei menjadi sebuah bukti kerja-kerasku. Aku rasa hal yang bisa memicu kebangkitan adalah rasa tanggung jawabku. Bagaimana kita ingin mendedikasikan waktu yang kita punya. Bagaimana rasa pahit hanyalah sebuah rasa yang bisa ditutupi rasa lainnya. Bagaimana kekecewaan yang lalu dari apa pun yang kita alami adalah sebuah kekuatan terpendam. Bagaimana kita mendeskripsikan hal yang menurut kita kesedihan menjadi sebuah kebahagian lain.


Terima Kasih

Terima Kasih Juni. Aku adalah penolong hidupku. Aku adalah pemberi predikat untuk diriku sendiri. Aku adalah kebahagiaan itu sendiri. Lembar persembahanku adalah kita yang berhasil melewati masa ini. Semua yang sudah diawali dengan baik, harus diakhiri dengan baik pula. Semua yang sudah diperjuangkan dengan susah payah, akhirilah dengan kerja keras yang mendarah daging. Aku tahu kita bisa melampaui itu.


Terima kasih kawan-kawan seperjuanganku, terima kasih kawan-kawan yang sudah memberi solusi perjalanan tingkat akhirku, Terima kasih kawan-kawan Polbanku. Sedihmu hanya masalah waktu, Bahagia pun rela menunggu selamanya.



Recent Posts

See All

Comments


Let's Connect

Bandung, Indonesia

  • Whatsapp
  • Estetika Sandiwara

Thank's for coming!

Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman semua yang telah mengunjungi blog ini dan mengambil informasi dari sini. Semoga blog ini berguna bagi banyak kalangan. Silahkan beri kritik dan saran pada blog ini jika itu memang perlu. Terima kasih!

Thanks for submitting!

bottom of page