top of page

Bapak, Kau adalah Inspirasi

Layaknya seorang anak kecil yang mengidolakan pahlawan supernya dilayar kaca. Bangun di Pagi hari untuk melihat betapa gagahnya dia dengan kostum yang ia pakai, memperlihatkan kemampuan yang heroik dan menolong orang yang sedang kesulitan. Ya, Setelah aku memasuki umur dewasaku, aku mengerti betapa begitu heroiknya Bapak.


Aku mengagumi setiap keringat yang ia keluarkan demi beras yang dibeli dengan jerih payahnya. Aku mengagumi setiap langkah yang dilaluinya untuk mencari nafkah yang halal. Aku menghargai setiap hembusan letihnya. Aku tahu betapa besar perjuangannya, betapa berat tanggung jawabnya, betapa sukar telapak tangan dan kakinya.




Bapak bagiku adalah Api Membara

Bapak adalah seorang yang rela berkorban demi apa yang aku inginkan. Aku sering kali banyak permintaan ketika aku masih kecil. Aku selalu iri dengan teman yang memiliki mainan bagus untuk diperlihatkan, terkadang juga aku yang selalu memiliki barang baru untuk disombongkan kepada teman-temanku. Aku selalu merengek, meminta sesuatu secara paksa kepada Bapak. Suatu ketika aku pernah meminta dibelikan trek tamiya. Bapak tidak mampu membelinya ketika itu, Aku menangis hingga berhari-hari. Lalu Bapak dengan jiwa kreatifnya membuat trek tamiya sendiri. Ia membeli bahan-bahan yang sederhana hanya dengan papan triplek dan seng ia dapat membuat trek tamiya.


Bapak adalah orang yang istimewa dalam hiduku. Perjuangannya adalah Api membara yang membuatku menjadi orang yang lebih baik.


Tanggung Jawab Menurut Bapak

Bapak adalah orang yang tekun, pekerja keras, dan sangat kreatif. Ia hanya lulusan SLTA jurusan Kelistrikan. Tapi, dengan jiwa besarnya ia adalah pembelajar setiap hari. Ia pergi ke kota untuk merantau memiliki kehidupan baru di tempat yang begitu keras, mengambil tanggung jawab yang besar bahkan untuk dirinya sendiri.


Awalnya bapak hanya seorang pegawai Toko Besi, ikut bekerja kepada kenalan saudaranya sekampung yang memiliki usaha di Kota. Namun atas dasar ketidaknyamanan lingkungan karena banyak penggelapan di tokonya, Bapak mencuri-curi waktu untuk berdagang sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar dan memantapkan diri untuk membuka usaha.

Bapak hanya pedagang Martabak ketika menikahi Mamah. Namun dengan ketekunannya Bapak memiliki penghasilan yang lumayan dan berani mengambil tanggung jawab berkeluarga setelah 6 Tahun merantau. Bapak memiliki jiwa yang besar dan tekad yang kuat. Suatu ketika Mamah sudah memiliki tunangan yang lumayan di Kampungnya. Bapak diberi tahu oleh teman Mamah di Kota. Tapi bapak tidak berhenti disitu saja, setelah Mamah tidak jadi menikah karena diremehkan oleh tunanganya tersebut. Mamah melihat Bapak yang terus berjuang. Mamah kemudian mengajak Bapak untuk menikah jika memang akan serius. Tentu saja Bapak jawab, Ya.


Bapak tahu bahwa mamah hanya seorang pembantu. Seorang yang tidak berpendidikan. Tapi jiwanya kuat, Bapak mengambil tanggung jawab tersebut dengan niatan menaikkan derajat keluarga Mamah.


Membangun Keluarga yang Harmonis

Bapak dan Mamah sama-sama orang yang merantau ke Kota. Mereka membangun keluarga kecil dari kamar kontrakan yang secukupnya. Tanpa banyak bertengkar, Bapak dan Mamah bisa saling melengkapi. Bapak selalu memiliki ambisi yang besar, Mamah selalu bisa menurunkan ego Bapak. Bapak tahu Mamah tidak membutuhkan uang yang banyak untuk foya-foya. Bahkan Mamah adalah wanita yang pintar menabung, bisa mengurus uang hingga terbeli rumah yang dikontrakkannya, bahkan motor pertama Bapak adalah hasil tabungan Mamah. Mereka begitu kompak. Bapak dan Mamah memilliki 3 Anak yang sekarang sudah besar. Kami merupakan keluarga yang cukup, tidak miskin dan juga tidak kaya. Cukup, itu adalah hal yang sangat membahagiakan.


Permintaan Terakhirku

Pak, bapak sudah berumur sekarang tinggal 6 tahun lagi menuju masa pensiun bapa sebagai pengusaha. Ya, meskipun Bapak bukan PNS, Bapak tetap harus pensiun. Aku ingin Bapak segera menurunkan intensitas pekerjaan Bapak. Pak, Aa udah dewasa. Aa gaakan minta hal-hal yang belum tercapai ke Bapak lagi. Aa sudah bisa menabung dikit-dikit untuk mencapai keinginan Aa sendiri.


Sekarang Bapak gausah kerja keras terus, Pak. Bapak harus lihat Mamah karena harus ikut kerja keras juga. Bapak harus lihat keadaaan rumah yang sepi setiap Maghrib. Aa ingin rumah ramai lagi, Ada Bapak dan Mamah setiap Maghrib, bisa sholat berjamaah lagi, walaupun nantinya Aa yang harus gantin kerja kerasnya Bapak.


Pak, Aa cuma ingin Keluarga di Rumah terang lagi. Kasian Arul selalu kesepian kalo Maghrib. Pak, ini kesempatan Bapak untuk deket sama Anak-anak bapak. Teteh udah punya tanggung jawabnya sendiri sama keluarganya. Bapak harus percaya sama Teteh, kalo dia juga bisa mengatasi masalahnya sendiri. Bapak gausah khawatir, Aa juga pasti bantu Teteh.


Maafin Aa, pak. Aa banyak minta ini-itu, banyak nuntut bapak, banyak keselnya, banyak ga bersyukurnya sama kondisi keluarga. Aa cuma ingin memperbaiki keadaan ini, Aa gamau Bapak salah tangkep kalo Mamah ga bantu Bapak, lalu Bapak harus kerja keras 2 kali lipat. Enggak, Pak. Aa cuma ingin bapak balik seperti dahulu kala, Kerja Ikhlas, bersyukur setiap hari dan bersujud kembali sama Allah. Aa yakin bapak pasti bisa. Gapapa, dikit-dikit dulu aja. Dari sini, Aa juga yang dikit-dikit bantu bapak jadi tulang punggung keluarga. Bapak yang sehat, ya. Bapak harus bisa ngerasain jeripayah Aa. Yaa.. meskipun gatau harus nunggu berapa lama.

Selamat Ulang tahun, Pak. Aa sayang sama keluarga kecil ini ko. Gausah punya banyak Uang. Cukup segini aja, hehe.

Comments


Let's Connect

Bandung, Indonesia

  • Whatsapp
  • Estetika Sandiwara

Thank's for coming!

Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman semua yang telah mengunjungi blog ini dan mengambil informasi dari sini. Semoga blog ini berguna bagi banyak kalangan. Silahkan beri kritik dan saran pada blog ini jika itu memang perlu. Terima kasih!

Thanks for submitting!

bottom of page