Tujuan Hidup sebagai Standar Bahagia adalah Menjadi Berguna.
- M.Rachman Alghaniy
- Feb 24, 2023
- 2 min read

Tujuan itu apa?
Manusia memiliki tujuan secara makna kehidupan. Bahagia atau Berguna. Atau bisa jadi keduanya. Kebanyakan dari kita sudah menentukan tujuan akhir dari kehidupan, yaitu kebahagiaan. Tapi, apakah kebahagiaan yang ingin kita capai adalah standar yang kita butuhkan? Terlalu banyak standar kebahagiaan seseorang, terlalu banyak standar sukses seseorang. Sukses baginya belum tentu sukses bagimu.
Kebahagiaan bukanlah titik akhir dari sebuah tujuan
Pada akhirnya kebahagiaan hanyalah sebuah Keinginan, bukan Kebutuhan. Merasa bahagia belum tentu merasa berguna. Tapi, jika berguna sudah pasti bahagia.
Jika melihat dari sisi religi. Tuhan menurunkan umat Manusia untuk menjadi seorang “Khalifah” dalam artian kita dituntut untuk menjadi manusia yang berguna.
Ketika aku ditanya oleh temanku. “Sukses seperti apa yang aku inginkan?” aku akan menjawab “berguna untuk orang yang aku cintai”. Karena ketika mereka bercerita bahwa mereka menginginkan sesuatu untuk bahagia aku melihat bahwa itu bukan yang mereka butuhkan. Misalkan, mereka membeli sepeda motor keren untuk merasa bahagia. Atau ganti gadget/smartphone setiap tahun, berpindah dari tempat kerja ke tempat kerja lainnya.
Aku pikir mereka hanya sedang mengonsumsi sesuatu. Pikiran yang sebetulnya akan selesai jika mereka cukup di beberapa hal saja. Tapi, karena terlalu banyak standar kebahagiaan yang mereka inginkan, itu menjadi sesuatu yang mereka harapkan bukan atas kebutuhannya.
Tentukan tujuan hidupmu “Kembali”
Hal apa yang kamu rela untuk mentolerir atau berkorban.
Ketika kamu menjalani sebuah kehidupan dan karir pekerjaan. Kamu akan mengejar apa yang ingin kamu lakukan dengan waktu yang kamu miliki. Kamu akan mengorbankan beberapa kebiasaan yang biasa kamu lakukan. Ketika mengejar karirmu sebagai seorang Penulis, Pekerja Kantoran, Pengusaha, atau profesi lainnya, Kamu akan berfikir untuk menjadi seorang ahli pada bidang yang kamu cintai tersebut. Dengan begitu kamu harus melihat hal apa yang dapat kamu toleransi dan korbankan untuk mencapai tujuanmu.
Apakah ada yang hal yang kamu sukai, tapi sudah tidak kamu lakukan?
Ketika sebuah rutinitas dewasa menjadi sebuah aktivitas yang wajib kamu lakukan, baik itu karir maupun tanggung jawab lain. Kamu akan melupakan hal yang dulu biasa kamu lakukan, kamu akan merasa dirampas dari masa kecil atau remajamu. Lihatlah dari kebiasaan yang sangat kamu sukai dahulu kala. Ketika kamu bahkan hingga melupakan waktumu untuk bersenang-senang. Tetap lakukan hal itu, lakukan hal yang dapat membuatmu merasa terisi kembali walaupun hanya untuk bersenang-senang.
Bagaimana kamu ingin berkontribusi pada alam semesta ini.
Setidaknya pada kehidupan orang di sekitarmu. Dan pada akhirnya hal tersebut untuk kebahagiaan dan kepuasanmu sendiri. Namun untuk melakukan hal tersebut butuh nilai yang lebih besar dari kepuasan yang kamu inginkan. Jika kamu ingin mencoba lebih berguna untuk sekitarmu maka pilih masalah yang menurutmu, kamu dapat membuat perbedaan atau perubahan pada masalah tersebut. Mulailah dari apa yang kamu pedulikan yang kamu rasa hal tersebut lebih besar dari sekedar kepuasanmu sendiri.
“The purpose of life is not to be happy. It is to be useful, to be honorable, to be compassionate, to have it make some difference that you have lived and lived well.”
- Ralph Waldo Emerson (American Essayist)
Comments