top of page

Dari sebuah titik nol ke titik nol

Barang kali kamu sedang merasa berada di titik terendah. Inilah ceritaku.


Tahun begitu kompleks bagiku. Begitu rumit untuk aku ambil hikmah yang dapat aku ambil. Terlalu hampa untuk aku cari rasa, hingga aku merasa kembali ke titik nol kembali.


Bagian awal

Aku mengawali tahun ini (2023) dengan begitu harapan yang sangat besar, dengan tujuan yang aku kembangkan dan ambisi yang ingin aku tuangkan. Sayangnya, Dua minggu sebelum memulai tahun 2023 aku kembali masuk ke dalam lubang tikus. Kalian mungkin sempat merasakan masalah yang sedang kalian hadapi berkutat disitu" saja. Ya, aku berada lingkaran yang tidak tahu kapan ujungnya, tidak pasti akhir ceritanya. Aku melakukannya karena aku dalam kondisi dimana aku terpaksa karena katanya cita-citaku sendiri harus rela terkubur oleh perintah leluhurmu (orang tua).


3 bulan berjalan aku hanya menjalaninya semaunya, berusaha tidak terlalu sedih. Berusaha acuh dengan lingkungan sekitar yang memiliki tujuan, penghasilan, dan pencapaian yang pasti. Sampai dimana aku memasuki bulan Ramadhan. Aku rehat, Aku memilih tidak melanjutkannya. Aku lebih memilih mementingkan diriku sendiri. Aku mencoba mencari hal yang bisa aku dapatkan dengan cepat tapi dengan hal yang aku sukai.


Indahnya setelah aku memohon kepada yang maha kuasa di malam Lailatul Qadr. Ia memberiku pencerahan. Permintaanku untuk mendapatkan pekerjaan di Bulan selanjutnya benar-benar direspon secepat kilat. Panggilan wawancara dari salah satu perusahaan swasta besar di Bandung Raya dan teman yang mengajakku mengerjakan pekerjaannya. Sambil aku proses rekruitmen, sambil aku membantu teman. Tuhan begitu baik.


Bagian pertangahan

Aku adalah yang menantang takdir tuhan. Aku rasa hal yang paling aku lancang pertanyakan kepada tuhan adalah eksistensi doa orang tua, tapi semua itu terjawab pada akhirnya. Karena saat ini aku berada pada pekerjaan yang aku dan orang tuaku inginkan. Setidaknya untuk saat ini semua begitu lancar atas doa orang tuaku.


Disisi lain tahun ini menjadi pembelajaranku dalam bersikap kepada orang tua. Aku mendapati kisah memilukan dari keluarga besar dari Ibu di awal tahun ini. Uwaku (Kakak dari ibu) sedang sakit parah, dan anak-anaknya tidak terlalu memedulikannya. Aku merasakan kehampaan keluarga kala itu, aku merasakan bagaimana ibuku memperjuangkan harfiahnya seorang anak yang harus berbakti kepada orang tua sampai akhir hayatnya. Aku menyaksikan kasih sayang ibuku kepada orang tuanya(Nenek). Dan dari kisah tersebut aku jadi mengerti kenapa aku harus mendahulukan Orang tuaku dari pada apapun, dari apa yang menjadi ego kita.


Bagian Akhir

Tahun ini menurutku begitu melelahkan, begitu menguras tenaga dan pikiran, begitu menjadi wadah panas yang terpaksa aku pijak karena hanya ada jalan satu"nya. Lalu aku berusaha mencari ketenangan di dalam hal tersebut. Aku mendapati aktivitas yang harus aku biasakan dan membuatku sejuk, adalah kajian After Work (Masjid Al-Lathief) setiap hari senin. Awalnya aku mengunjunginya hampir setiap minggu, sampai bulan Ramadhan masuk, aku sibuk dengan membantu keluarga dan memasuki bulan Mei-September Aku benar-benar tidak berkunjung. Namun setelah itu aku menyelesaikannya dengan baik, maksudku aku berkesempatan berkunjung dengan topik dan pembicara yang hebat. Aku mendapat begitu banyak energi positif.


Aku akan sangat berterima kasih kepada apa yang aku usahakan tahun ini. Termasuk untuk mementingkan kepentingan keluarga daripada Egoku sendiri. Aku menyampingkan Impianku.


Tapi aku rasa itulah hal yang membuatku mendapatkan apa yang akhirnya aku rasakan saat ini.


Kembali ke titik nol

Dibulan Desember ini aku membuat keputusan yang menurutku cukup berani. Aku meng-nolkan tabunganku. Tabungan Kuliah, Menikah, Investasi, Semuanya. Aku benar-benar akan memulai dengan nol tabungan di tahun 2024. Barangkali keputusan ini hanyalah sebuah pembuktian kepada diriku sendiri, "Apakah aku bisa mencari materi untuk kebutuhan yang sudah aku targetkan sesuai waktu yang aku harapkan."


Disaat orang sekitarku sedang bangga mencapai titik dimana mereka memiliki hasil yang tampak, aku membeli barang-barang yang menurutku akan berguna untuk diriku dimasa yang akan datang, aku berbagi dengan orang yang aku cintai. Aku berbenah pada egoku untuk memiliki barang yang mewah, baju/sepatu yang trendy, atau bahkan pada impianku.


Aku kembali ke titik nol dengan pikiran dimana aku sudah lebih waras. Dan semoga itu membuatku semangat untuk setiap hal yang aku impikan di tahun berikutnya.


Kesimpulan

Hal yang aku mengerti dari tahun 2023 adalah kesaksianku menjamah seluruh proses pendawasaan yang dapat menjadi bekalku kedepan. Barang kali setelah ini aku akan mendapati ujian yang lebih besar, aku cukup siap dengan seluruh pembelajaran tahun ini. Aku sudah cukup siap untuk menerima bahwa aku sudah bukan lelaki remaja yang bingung dengan hidupnya. Aku sudah bukan lagi anak kecil yang dengan mudahnya mengeluh atas kondisi yang dihadapinya.


Terima kasih 2023, atas suka dan dukanya, senang dan sedihnya, tawa dan perihnya. Sampai sini sudah cukup leha-lehanya, sisanya adalah perjuangan.

Comentarios


Ya no es posible comentar esta entrada. Contacta al propietario del sitio para obtener más información.

Let's Connect

Bandung, Indonesia

  • Whatsapp
  • Estetika Sandiwara

Thank's for coming!

Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman semua yang telah mengunjungi blog ini dan mengambil informasi dari sini. Semoga blog ini berguna bagi banyak kalangan. Silahkan beri kritik dan saran pada blog ini jika itu memang perlu. Terima kasih!

Thanks for submitting!

bottom of page